Memiliki sebuah keluarga yang harmonis merupakan salah satu impian
sebagian besar orang. Jika kehidupan keluarga selalu harmonis, maka
semua anggota keluarga di rumah akan merasa sangat nyaman dan bahagia.
Bukan hanya itu saja,
kehidupan keluarga yang harmonis juga
bisa berdampak positif pada sikap yang dimiliki seseorang. Misalnya, anak yang rajin beribadah atau memiliki kebiasaan baik biasanya disebabkan karena didikan dari orangtuanya.
Jika sudah begitu, maka orangtua juga akan berbangga hati karena bisa
mendidik anaknya dengan baik dan kehidupan keluarga akan selalu
harmonis. Selain itu, ada hal lain yang bisa
membuat hubungan keluarga selalu harmonis. Apa saja?
Berikut
10 cara membangun keluarga harmonis:
1. Berhubungan baik dengan anggota keluarga
Salah satu yang paling penting untuk menciptakan sebuah keluarga yang harmonis dan bahagia adalah adanya
perasaan memiliki satu sama lain yang kuat.
Anda boleh saja sibuk, akan tetapi jangan sampai lupa untuk meluangkan
waktu bersama keluarga tercinta, terlebih dengan anak-anak.
2. Selalu berkomunikasi
Setiap hari, Anda disarankan untuk
menjalin komunikasi dengan anggota keluarga.
Tujuannya adalah agar setiap anggota keluarga mengetahui permasalahan
atau kegiatan yang dilakukan masing-masing. Dengan begitu,
kesalahpahaman tidak akan terjadi dan keluarga bisa menjadi lebih
harmonis.
3. Duduk dan makan bersama
Ketika ada waktu luang, cobalah untuk lebih berdekatan dengan anggota
keluarga. Anda disarankan untuk bisa duduk dan makan bersama anggota
keluarga. Sebuah studi menunjukkan bahwa anak-anak yang selalu makan
bersama keluarganya
memiliki potensi nakal lebih rendah daripada yang tidak. Selain itu, melakukan hal tersebut juga bisa membuat anggota keluarga lebih mengenal satu sama lain.
4. Membuat jadwal liburan bersama keluarga
Buatlah suatu kesepakatan untuk meninggalkan kesibukan masing-masing
dalam 1 atau 2 hari. Matikan televisi, ponsel, komputer, atau hal
lainnya yang mengganggu Anda.
Gunakan waktu itu untuk bersenang-senang bersama anggota keluarga.
Hal yang Anda bisa lakukan, seperti menonton DVD di rumah, berenang,
jalan-jalan ke mal, atau rekreasi ke luar kota. Dengan begitu, hubungan
antar anggota keluarga akan semakin erat.
5. Pergi ke tempat ibadah bersama
Apapun agama yang Anda dan anggota keluarga anut, namun
luangkanlah waktu untuk pergi ke tempat ibadah bersama.
Selain bisa memperkuat iman, masing-masing anggota juga bisa menemukan
peranan, tujuan, dan arti hidup dalam keluarga dan masyarakat.
6. Mengembangkan kebaikan
Mungkin Anda sebagai orangtua sering mengajarkan anak untuk berbuat
baik. Alangkah baiknya, berbuat baik itu dilakukan bersama-sama anggota
keluarga. Misalnya,
mendatangi panti asuhan dan memberikannya santunan. Dengan begitu, anggota keluarga Anda akan memiliki jiwa sosial yang tinggi sehingga kehidupan keluarga selalu harmonis.
7. Saling menjaga kesehatan
Kesehatan tentunya tak bisa dibeli dengan uang. Jika semua anggota
keluarga sehat, maka kehidupan keluarga akan selalu positif dan
harmonis. Untuk mendapatkan kesehatan itu, pastikan Anda dan keluarga
selalu
mengonsumsi makanan yang sehat, berolahraga, dan
memiliki kebiasaan yang sehat, seperti mencuci tangan sebelum makan,
menggosok gigi sebelum tidur, dan lain sebagainya.
8. Saling mengerti satu sama lain
Masing-masing anggota keluarga berbeda, tak ada yang sama sekalipun mereka kembar. Untuk itu, Anda
harus bisa terbuka dengan pemikiran anggota keluarga lainnya.
Dengan begitu, Anda dan anggota keluarga bisa saling mengerti dan
menghargai sehingga bisa membuat kehidupan keluarga yang harmonis.
9. Bekerjasama di rumah
Untuk membangun keluarga yang harmonis, Anda juga disarankan untuk
bisa bekerja sama antar anggota keluarga. Hal tersebut bisa membangun
mental individualias. Perlu Anda ingat juga bahwa
keluarga merupakan sebuah tim. Untuk itu, setiap anggota keluarga harus bisa bekerjasama dengan baik demi mendapatkan keluarga yang selalu harmonis.
10. Sesekali biarkan si anak memimpin
Anak-anak biasanya sangat senang didengar. Untuk itu, terkadang
biarkan anak yang mengambil keputusan dan orangtua yang mendengarkan.
Misalnya,
membiarkan si anak untuk memilih liburan pada akhir pekan nanti. Dengan begitu, mereka jadi mengetahui kemampuan dan batasan yang dimiliki.
No comments:
Post a Comment