SELAMAT DATANG DI BLOGGER SAYA http://warta-wirti.blogspot.co.id/ TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG by ALEXYNET

Sunday, February 4, 2018

MEMILIKI IMAN ABRAHAM

" Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."
kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN —: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,
maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.
Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku." ( Kejadian 22:1, 16-18)
Shalom..


Anak-anak Allah Harus Mengenakan Iman Abraham
Saudaraku, orang-orang percaya yang mau mengenakan iman Abraham dalam hidupnya itu artinya orang-orang percaya yang berani untuk memilliki irama hidup yang baru, sebab mengenakan iman Abraham akan membuat cara hidup kita berbeda dengan cara hidup kita yang lama.
Beriman seperti Abraham beriman kepada Allah, menggambarkan sebuah gaya hidup orang percaya yang berani melangkah mempercayai Allah, dengan sebuah prinsip bahwa apa yang Allah sediakan bagi kita kelak, semuanya itu jauh lebih baik dari apa yang dapat kita peroleh selama kita hidup di dunia ini.
Tindakan mempercayai Allah seperti Abraham mempercayaiNya, adalah sebuah langkah iman dimana kita berani untuk melepaskan segala sesuatu supaya kita bisa memperoleh Kristus. Sebab kita tidak akan mungkin memperoleh Kristus kalau kita masih mengikatkan diri dengan apa yang kita pandang sebagai sebuah kesenangan diri. Mari kita lihat apa yang firman Tuhan katakan;
Filipi 3:7-8
" Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus."
Inilah gaya hidup yang dimiliki oleh Paulus, dan ini juga merupakan gambaran, bahwa iman yang dimiliki oleh Paulus sama persis dengan iman yang dimiliki oleh Abraham, walaupun cara Allah memanggil Paulus, caranya berbeda dengan cara Allah memanggil Abraham.

Perhatikan apa yang Paulus katakan didalam (Filip 3:7) Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus.
Abraham juga ada dalam keadaan yang sama saat Allah memanggilnya, dimana saat itu ia telah memiliki semua kenyamanan hidup, tetapi ia rela mengikuti Akan perintah Allah yang memanggilnya, dan ia berangkat dari Haran ke tempat yang Allah janjikan, tanpa ia tahu seperti apa tempat yang dijanjikan Allah itu.
Paulus pun demikian, bahkan Paulus bia berkata “Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya”, Paulus katakan lebih mulia dari semuanya, artinya di dalam iman percayanya kepada Allah, ia memiliki keyakinan bahwa yang Allah sediakan itu jauh lebih baik dan lebih mulia dari pada apa yang diperolehnya selama ia hidup.
Satu hal yang harus kita sadari adalah percaya kepada Allah itu merupakan barter. Sebab percaya adalah sebuah pertaruhan hidup, artinya berani untuk melepaskan yang yang selama ini menyenangkan buat kita, dan berjalan mengikuti kehendak Allah, dengan iman bahwa apa yang Allah sediakan jauh lebih mulia.
Kalau kita hanya berkata kita percaya kepada Allah tetapi kita masih mempertahankan segala sesuatu termasuk apa yang menjadi kesenangan hidup yang semuanya adalah kesenangan dunia, maka hal ini sama dengan kita sedang berusaha untuk memperdaya Allah.
Namun bila kita katakan kita percaya Allah, dan mengambil keputusan untuk melepasakan segala sesuatu yang kita sukai, lalu hanya hidup dalam pimpinan Allah, dan penurutan akan kehendak Allah, dalam ketertundukan penuh kepada Allah, maka itulah iman yang sejati yang dimiliki oleh Abraham, juga Paulus, dalam pengiringan mereka akan Allah.
Tindakan seperti inilah yang membuat kita memiliki irama hidup yang baru, dimana hidup tidak lagi menuruti kata hati kita sendiri, keinginan kita sendiri, tetapi hidup menuruti keinginan Allah, dan melakukan kehendakNya.
Keputusan untuk melangkah dalam pimpinan Allah memerlukan pengorbanan. Abraham harus mempersembahkan anaknya sebagai korban bakaran atas perintah Allah, Paulus rela dipenjara demi firman yang ia beritakan, rela karam kapal, sampai di patuk ular, hidup dalam pertaruhan nyawanya yang terancam, tetapi semua itu mereka lakukan karena percaya bahwa apa yang Allah sediakan jauh lebih mulia dari pada apa yang dunia tawarkan.
Akhir dari semua ini ada pelajaran penting yang dapat kita tangkap, bahwa percaya kepada Allah itu perlu pengorbanan, dan tidak ada percaya tanpa pengorbanan. Percaya kepada Allah harus rela kehilangan kesenangan hidup dunia, demi hidup dalam penurutan kehendak Allah.