SELAMAT DATANG DI BLOGGER SAYA http://warta-wirti.blogspot.co.id/ TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG by ALEXYNET

Tuesday, April 5, 2016

Cara Mengatasi Si Kecil Yang Masih Mengompol

Anda kerap merasa jengah, karena sprei sering basah oleh anak yang mengompol. Bagi balita, mengompol mungkin merupakan hal biasa. Namun akan menjadi masalah jika hingga besar, anak masih mengompol. Bagaimana mengatasinya?

  • Sering merasa gemas karena si kecil masih sering mengompol? Jika hal ini terjadi setiap malam, sudah pasti orangtua merasa kesal. Tapi sebelum keburu marah, ada baiknya kita memelajari dulu hal-hal terkait mengompol.
    Nocturnal Enuresis atau mengompol merupakan istilah untuk seseorang yang buang air kecil tanpa disadarinya saat mereka sedang tertidur, terutama pada malam hari. Mengompol masih dianggap normal pada bayi atau anak usia balita. Menurut penelitian, ngompol terjadi setiap 1 dari 3 anak berusia 5 tahun dengan jumlah paling banyak terjadi pada anak laki-laki.
    Sekitar 10 persen dari jumlah anak-anak usia 6 sampai 7 tahun juga masih kerap ngompol. Namun kebiasaan ini menjadi masalah jika usia anak sudah di atas 7 tahun, karena anak seharusnya sudah bisa mengatur waktu untuk buang air kecil ke toilet seiring dengan perkembangan otot-otot pada kandung kemihnya yang sudah stabil.
    Kebiasaan mengompol di usia yang cukup besar ini dikenal dengan sebutan primary nocturnal enuresis dan secondary nocturnal enuresis, tergantung diagnosa bagaimana dan kapan mengompol sedang terjadi.
    Primary nocturnal enuresis terjadi saat malam hari pada balita usia lima tahun atau lebih. Sedangkan secondary nocturnal enuresis terjadi secara tiba-tiba dan berkali-kali, minimal enam bulan. Kedua hal tersebut dapat disebabkan oleh kondisi kesehatan, antara lain kandung kemih yang terlalu aktif, gangguan penyakit saraf, diabetes dan infeksi. Secondary nocturnal enuresis bisa juga disebabkan gangguan emosional, seperti pindah rumah.
    Mengompol bisa juga disebabkan faktor keturunan. Bila salah satu dari Ayah atau Ibu mengalami masalah mengompol saat kecil, 40 persen kemungkinan si kecil akan mengalami masalah yang serupa. Bila Anda berdua sama-sama pernah mengalami masalah mengompol, maka 70 persen kemungkinan si kecil pun akan mengalaminya.
    Sebagian besar anak berhenti mengompol dengan sendirinya tanpa penanganan medis. Hanya sekitar satu persen yang akan terus mengompol hingga dewasa. Namun, jika Anda khawatir, konsultasikan kepada dokter spesialis enuresis untuk pencegahan maupun pengobatan.
    Penanganan anak yang mengalami enuresis memang tidak mudah. Yang penting, orangtua jangan marah karena hal tersebut dapat memperburuk kondisi psikologisnya. Kasih sayang, kesabaran serta pengertian orangtua membantu membangun kepercayaan diri si kecil. Jangan pula terbiasa dengan popok. Balita perlu belajar untuk tidak ngompol. Ada beberapa cara lain yang efektif dalam mengatasi ngompol, yaitu:
  • 1. Jangan bangunkan anak di malam hari untuk ke toilet karena ini tidak memberinya kesempatan belajar mengontrol buang air kecil atas kesadarannya sendiri.

  • 2. Perhatikan asupan cairan yang cukup bagi anak, yaitu sekitar lima hingga enam gelas per hari. Hindari minuman yang mengandung kafein, termasuk susu coklat atau minuman bersoda, karena bersifat diuretik.

  • 3. Minta balita ke toilet sebelum tidur meski dia tidak selalu buang air kecil. Lama-lama menjadi kebiasaannya untuk pipis sebelum tidur sehingga ia tak lagi mengompol.

  • 4. Latih anak untuk minum 30 menit sebelum tidur, lalu bawalah si kecil ke kamar mandi untuk buang air kecil menjelang tidur agar kandung kemihnya dalam keadaan kosong.

No comments:

Post a Comment