- Dana Snay dari Miami, AS, menulis di Facebook "Mama dan Papa Snay menang kasus melawan Gulliver (sekolah tempat ayahnya bekerja), kini Gulliver membayar liburanku ke Eropa musim panas ini. RASAIN." Tulisan ini didampingi fotonya yang sedang berjoget dan menjulurkan lidah seperti Miley Cyrus. Ayah si Dana ini mendapat ganti rugi 80 ribu dolar karena sekolah Gulliver tidak memperpanjang kontrak, si ayah menuduh sekolah itu diskriminasi umur. Tuntutannya diluluskan hakim dengan perjanjian dia tidak boleh memberitahukan hal ini kepada siapa pun. Celakanya banyak murid dari sekolah itu yang melihat tulisan Dana dan berita itu akhirnya sampai ke telinga pengacara sekolah yang tentu saja naik banding untuk membatalkan pembayaran dengan alasan ayah si Dana melanggar janji. Begitulah gara-gara pamer di Facebook keluarga ini kehilangan 80 ribu dolar dan Dana boleh ke Eropa dalam mimpi saja.
Kasus di atas banyak terjadi di Facebook
Akibat sok pamer seseorang kehilangan sesuatu yang berharga. Seperti seorang guru di AS yang memuat foto liburannya selagi minum bir di Irlandia, dia dianggap tidak bisa menjadi panutan dan banyak orang tua protes, akhirnya si guru dipecat. Hal-hal seperti ini sudah sering terjadi namun orang tidak belajar dari pengalaman orang lain. Betapa seringnya ditekankan jangan memuat foto atau tulisan di media sosial yang diragukan keamanannya. Walaupun setting akun Anda hanya untuk teman, bukan untuk umum, seperti akun si Dana di atas, tetap saja ada kemungkinan foto atau tulisan Anda menjalar seperti api yang menjilat rumput kering di padang, tersebar ke semua penjuru dunia. Pikirkan seribu kali sebelum menulis atau memasang foto di media sosial.Selain merugikan diri Anda sendiri
Tingkah sok pamer merugikan orang lain juga tanpa Anda sadari. Atau mungkin itulah tujuan Anda, membuat orang lain merasa dirinya tidak seberuntung Anda. Mungkin Anda akan berkilah, "Bukankah orang harus merasa ikut bahagia bila teman/kerabatnya berbahagia?" Dan Anda akan meneruskan "Setidak-tidaknya saya tidak memuat berita yang menimbulkan depresi seperti korban bencana alam, anak yang sakit keras, dst." Memang betul yang salah adalah dunia kita, di mana era globalisasi memungkinkan Anda mencanangkan berita baik mau pun buruk. Anda boleh saja berpendapat sebaiknya orang-orang yang hidupnya kurang beruntung tidak mempunyai akun di media sosial karena hanya akan menyakitkan hatinya melihat orang lain pesiar melanglang buana atau memberi hadiah anaknya mobil mewah dan menjadi stres karena melihat orang-orang yang dilanda bencana atau sakit keras namun tidak mampu membantu.Tidak ada salahnya sesekali memuat berita
Menyenangkan yang harus diumumkan ke seluruh penjuru dunia. Dan tidak ada salahnya sesekali memohon doa bagi mereka yang dilanda bencana atau sedang sakit. Kuncinya ada pada kata "sesekali." Ada pepatah dalam bahasa Inggris yang terjemahan bebasnya "Terlalu banyak hal yang baik tidak ada gunanya." Maksudnya bahkan hal-hal yang baik kalau terlalu sering terjadi akan terasa biasa saja. Dalam hal akun Anda di media sosial, terlalu banyak memamerkan hal yang baik (bagi Anda sendiri) akan membuat Anda dicap sok pamer.Hidup ini tidak hanya berputar pada akun media sosial Anda
Masih banyak lagi hal produktif yang bisa Anda lakukan, seperti benar-benar memikirkan orang lain dengan berusaha membantu mereka yang ditimpa kemalangan. Salah satu contohnya Casey Nestat yang dengan kreatifitas dan kerja kerasnya berhasil membantu korban angin topan di Filipina melalui dana pembuatan iklan film The Secret Life of Walter Mitty. Mungkin Anda tidak mempunyai sarana untuk berbuat sebesar itu, mungkin Anda hanya mempunyai kemampuan untuk membantu seorang teman atau kerabat yang sedang susah, cobalah lakukan itu. Ada banyak yang dapat dikerjakan selain memasang berita tentang Anda sendiri di akun media sosial Anda.
Friday, February 26, 2016
Akibat Sok Pamer
Walaupun setting akun Anda hanya untuk teman, bukan untuk umum, tetap
saja ada kemungkinan foto atau tulisan Anda menjalar seperti api yang
menjilat rumput kering di padang, tersebar ke semua penjuru dunia.
Pikirkan seribu kali sebelumnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment