- Rasa berdebar dag dig dug menanti kehadiran sang buah juga dialami para calon ayah. Khawatir, cemas, serta berbagai pikiran lain menjadi momok tersendiri bagi para 'ayah baru'. Apa saja sebenarnya yang mereka pikirkan? Intip isi pikiran mereka berikut ini.
Akan merindukan istrinya
Mereka khawatir setelah melahirkan perhatian Anda akan berubah sepenuhnya untuk kebutuhan si bayi. Anda -yang mungkin saja juga seorang ibu baru-, masih belajar dan beradaptasi sehingga terkadang lupa kehadiran suami yang juga butuh perhatian. Ketika bayi sedang tidur, mungkin ibu akan memaksimalkan waktu untuk beristirahat sehingga sering mengesampingkan kebutuhan sang Ayah.
Ketahuilah, suami juga merindukan masa dimana kalian menghabiskan waktu berdua saja sebelum kehadiran seorang anak. Tunjukkan pada mereka bahwa perhatian Anda yang tidak berubah. Walau hanya sesaat, sempatkan lah untuk berkomunikasi dengan pasangan Anda. Yakinkan setiap saat bahwa ia mampu menjadi ayah yang baik untuk anak kalian, dan Anda bangga memilikinya sebagai seorang suami.Ayah baru membutuhkan arahan
Dibandingkan dengan ibu yang memiliki naluri alami untuk mengasuh bayi, banyak dari para ayah baru belum memahami dan khawatir saat merawat bayi yang baru lahir. Mulai dari proses memandikan, saat bayi lapar dan membutuhkan ASI, saat bayi merasa tidak enak karena kondisi tertentu, hingga cara menggendong bayi yang masih berusia beberapa hari. Pandu suami untuk ikut terlibat dalam mengurus bayi, tanpa terlihat menggurui. Biarkan mereka juga ikut merawat bayi mereka dan menciptakan kedekatan ayah-anak sejak dini.Ayah baru merindukan aktivitas lamanya
Rasa lelah tidak hanya dirasakan seorang ibu baru. Ayah juga merasa lelah dengan rutinitas baru hongga membutuhkan 'me time' seperti menonton televisi. Bedanya, kali ini mereka menonton sambil ditemani suara bayi di dekatnya. Sesekali ijinkan suami Anda berkumpul dengan teman-temannya tanpa harus merasa bersalah meninggalkan Anda beberapa saat di rumah.Ayah baru juga merasa takut
Sama seperti kita yang juga merasa takut melakukan kesalahan dalam merawat bayi yang baru lahir. Seorang ayah baru terkadang tidak tahu apa yang harus dilakukan saat melihat bayinya menangis. Ia menerjemahkan setiap tangisan bayi sebagai tanda ingin menyusui. Mereka sulit mengekspresikan perasaan senang, khawatir dan sayang sehingga dapat terlihat sangat panik ketika mendengar bayi menangis.Ayah baru ingin menciptakan bonding dengan anak
Dalam bayangan seorang ayah, bonding dengan anak dilakukan lewat aktivitas bermain bersama. Hal ini tentu sulit dilakukan pada bayi yang baru lahir. Ayah dapat membangun bonding pada bayi baru lahir dengan menggendongnya, membelai dan menciumnya, serta menimangnya hingga tertidur. Beri mereka keyakinan dan dukungan kalau merawat anak juga dapat dilakukan oleh seorang ayah.Ayah baru membutuhkan ucapan terima kasih
Berbeda dengan ibu yang terlahir memiliki naluri merawat dan mengasuh anak, seorang ayah membutuhkan usaha lebih keras untuk membangun hal tersebut. Adalah sebuah prestasi jika mereka berhasil menggantikan popok, memandikan bayi, bahkan mampu menidurkan bayi hingga terlelap. Apapun yang mereka lakukan saat berinteraksi dengan anak, ucapkanlah terima kasih agar mereka merasa senang dan bersemangat untuk ikut membantu mengasuh anak.
Monday, February 22, 2016
Inilah kekhawatiran 'ayah baru' yang perlu diketahui seorang ibu
'Dag dig dug' menanti kehadiran sang buah hati, bukan hanya milik
seorang ibu yang mengandung, tetapi juga milik seorang 'ayah baru'.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment