
Agar menjadi ibu rumah tangga bahagia dan bebas stres
Menjadi ibu bekerja atau ibu rumah tangga adalah pilihan. Keduanya memiliki tantangan yang berbeda.
Cherry Zulviyanti Riadi Lukman, S. Psi., Psikolog, CBA.,
Direktur Operasional Katalis Consulting menegaskan, yang dibutuhkan
para ibu rumah tangga adalah enjoy melakukan aktivitasnya dan
menghindari faktor-faktor penyebab stres. Nah, meski tantangannya sama,
namun masalah dan penyelesaian antara ibu bekerja dan ibu rumah tangga
memiliki karakter tersendiri yang unik.
Pekerjaan ibu rumah tangga, terbilang banyak dan tak pernah berhenti.
“Mulai dari mengasuh anak, membersihkan rumah, masak, mencuci.
Sementara ibu bekerja pun tak kalah lelahnya, meski memiliki asisten
rumah tangga, begitu pulang ke rumah harus tetap memerhatikan urusan
anak-anak.”
Namun, bila ibu bekerja memiliki kesempatan untuk bersosialisasi di
luar rumah saat ia di tempat kerja, ibu rumah tangga justru lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah.
"Yang terpenting menjadi IRT adalah selama dia
happy, enjoy
dan ikhlas menjalani peran di rumah, akan terhindar dari stres.
Kelebihan IRT ini justru akan menikmati rezekinya yang lain, yakni lebih
banyak memiliki waktu untuk bersama anak-anak maupun keluarga.”
Nah, bagaimana mnejaid ibu rumah tangga bahagia dan bebas stres?
Kuncinya, tetap berikan senyuman dan keramahan kepada keluarga meski
pekerjaan menumpuk. “Ikhlas dan sabar dalam mengerjakan sesuatu membuat
pekerjaan akan lebih mudah dikerjakan. Apalagi pekerjaan rumah tangga
itu tak ada kata berhenti, 7 hari dalam seminggu dan 24 jam sehari.”
Nah, apa saja 3 hal yang bisa dilakukan ibu di rumah agar bahagia dan agar ibu rumah tangga terhindar dari stres?
1. Lakukan Me Time
IRT bukan berarti harus berkutat dengan pekerjaan rumah, tapi juga
harus tetap bersosialiasai dengan keluarga, tetangga, dan teman-teman.
“Sekaligus sebagai refreshing, mengatasi kebosanan atau mengisi kembali
kekuatan setelah seharian kelelahan bekerja. Sesekali kumpul dengan
teman pas jam makan siang atau arisan sampai anak-anak pulang sekolah.”
Atau, sediakan waktu sehari dalam seminggu, misalnya Sabtu atau
Minggu meliburkan diri. “Bisa saja hari itu Anda membebaskan diri dari
masak dan memilih makan di luar bersama suami dan anak-anak. Ibu rumah
tangga juga punya hari libur, lo.”
Tapi, ketika anak pulang ibu sudah ada di rumah siap menemani
belajar. “Tak sekadar itu, menunggu celotehan anak-anak pun menjadi saat
penting mendengarkan mereka bercerita soal teman atau kegiatan di
sekolah.”
Hubungan dengan suami dan anak harus tetap dikelola dengan baik
karena mereka adalah sebuah tim yang harus Anda kelola dengan baik.
“Merupakan kebanggaan bagi IRT karena hubungan akan bisa lebih dekat
dengan anak-anak.”
Kunci utama IRT adalah tetap mesra dengan suami, selalu
berkomunikasi, dan saling menghargai. “Memang tak disangkal dalam
kondisi tubuh yang capek dan lelah, Anda harus tetap melayani suami
dengan baik.”
2. Arif Mendidik
Lalu, benarkan pengasuhan anak pada ibu rumah tangga akan lebih
otoritatif? Otoritatif adalah ketika orangtua bersikap responsif dan
bersedia mendengarkan anak-anak. Pola asuh ini jauh lebih demokratis.
Orangtua berharap anak-anak memenuhi standar perilaku tertentu. Di
saat yang sama, mereka juga mendorong anak-anak untuk berpikir sendiri
dan merdeka. Orangtua dengan arif mendorong anaknya untuk bertanggung
jawab dan memikirkan alasan di balik sebuah aturan.
Tujuannya mengutamakan pendidikan dan kasih sayang daripada
menghukum. Anak-anak dari keluarga yang otoritatif, biasanya berperilaku
baik dan unggul di sekolah. Mereka sehat secara emosional, berbakat,
dan pandai bersosialisasi.
Sebenarnya, lanjut Cherry, “Semua ibu, baik yang tidak bekerja atau
bekerja, memiliki kearifan tersendiri dalam mendidik buah hati mereka.
Hanya saja ibu yang tidak bekerja lebih punya banyak waktu untuk
menemani dan memantau buah hatinya.”
3. Menjadi Teman Diskusi
Seharian di rumah bukan berarti IRT jadi melupakan pasangan dan
penampilannya. Tak perlu juga seharian menggerutu dan mengomel apalagi
kepada anak sebagai pelampiasan kekesalan gara-gara pekerjaan yang belum
beres.
“Jangan juga terlalu tenggelam dengan kesibukan di rumah, selalu
membuka wawasan baru entah dari koran, televisi, atau internet.”
Tujuannya tak lain agar Anda tetap bisa dijadikan teman diskusi
dengan suami. “Ketika suami punya masalah di kantor, Anda bisa
memberikan masukan.” Terpenting, jangan malas memberikan kehangatan dan
kemesraan. Anda juga bisa mencari teman diskusi dengan mengikuti
komunitas baik
offline maupun
online.
Berdiskusi dengan teman yang memiliki kesamaan hobi, bisa membuat Anda lebih bahagia, lo!