- Wanita mana yang tidak menginginkan dirinya kelak akan
menjadi seorang ibu yang sesungguhnya? Wanita akan melalui proses yang
panjang untuk menjadi seorang ibu. Ia akan menikah, menjadi istri,
mengandung lalu melahirkan. Di situlah saat ia akan menjadi seorang ibu
bagi anak-anak dan keluarganya. Di mana keadaan akan tidak sama lagi
sewaktu hanya menjadi istri. Bagi semua wanita yang telah menjadi ibu,
tanggung jawab dan beban yang akan dilalui akan bertambah. Bukan hanya
mengurus suami dan kehidupan rumah tangga, kehadiran anak akan membuat
ibu semakin sibuk.
Dalam kondisi seperti ini, beberapa ibu akan diperhadapkan pada dua pilihan yang sulit. Apakah ia akan memutuskan untuk berhenti bekerja bila sebelumnya ia adalah seorang karyawan atau ia memilih untuk tetap bekerja? Pro dan kontra akan merasuk di dalam pikiran ibu. Di satu sisi bila ia tetap memilih bekerja, otomatis pengasuhan dan perhatian terhadap keluarga terlebih pada anak yang baru dilahirkannya tidak akan maksimal. Namun, apabila ia memilih untuk menjadi ibu rumah tangga seutuhnya, apakah ia yakin penghasilan dari suami bisa mencukupi semua kebutuhan rumah tangga.
Ya mungkin bila mempunyai suami yang berpenghasilan lebih atau bisa dibilang kaya secara materi, bisa saja ibu memilih diam di rumah mengurus anak, bermain bersama anak dan melakukan hal-hal lainnya yang menyenangkan dirinya tanpa harus dibebani untuk bekerja juga. Tetapi, bagaimana bila keadaan ekonomi keluarga yang pas-pasan yang menuntut suami dan istri harus bekerja agar kesejahteraan keluarga bisa terjamin? Mau tidak mau, ibu harus memilih bekerja juga. Walaupun pencari nafkah adalah suami, tetapi keadaan ekonomi dan status sosial terkadang mengharuskan ibu untuk membantu ayah dalam mencari nafkah tambahan.
Semua pilihan mempunyai dampak positif maupun negatif. Setiap ibu tahu kapasitas dirinya masing-masing. Sesungguhnya ibu yang memilih untuk bekerja memiliki tanggung jawab dan beban yang lebih besar dibanding ibu rumah tangga yang hanya tinggal di rumah. Tetapi mengapa masih saja ada yang bilang bahwa ibu bekerja hanya mementingkan dirinya sendiri, tidak sayang sama anak, lepas tanggung jawab untuk membesarkan anak, dan yang lebih parahnya lagi ibu bekerja karena tidak mau repot mengurus anak?
Tidak ada yang tahu bagaimana perasaan ibu saat harus meninggalkan anak untuk bekerja. Bagaimana perihnya hati, saat anak menangis ingin ikut? Bagaimana gelisahnya meninggalkan anak dalam keadaan sakit? Bagaimana khawatirnya saat harus meninggalkan anak dengan orang lain? Bagaimana sedihnya saat ibu lain bisa melihat perkembangan anaknya setiap saat tetapi ia banyak melewatkan moment indah tersebut? Semuanya itu bukan karena ibu tidak sayang, bukan karena ibu tidak peduli, bukan karena ibu lepas tanggung jawab, bukan karena ibu mementingkan keegoisannya sendiri atau bukan karena ibu tidak mau direpotkan akan kehadiran anak. Semua perasaan dan waktunya dikorbankan untuk bisa mencukupi semua kebutuhan anak dan berusaha membuat anak bahagia. Kasarnya ibu berjuang dengan cara bekerja agar anak bisa makan dan minum susu.
Sekalipun bekerja, ibu membesarkan anaknya lewat semua doa dan air matanya. Walaupun berada di kantor, hati ibu selalu berada dekat anak. Di sela kesibukan ibu bekerja ia tetap menyempatkan untuk memerah ASI agar anak tetap bisa merasakan susu terbaik di dunia ini. Ibu bekerja tetaplah ibu rumah tangga. Bedanya, sebagian waktunya ia habiskan untuk mencari penghasilan tambahan. Bedanya, waktunya akan terbagi. Namun, ibu yang bekerja kodratnya akan tetap sama dengan ibu rumah tangga. Ia harus serba bisa. Di pagi hari, ibu bekerja harus bangun lebih pagi karena harus menyiapkan keperluan suami dan anak sebelum ditinggal bekerja. Ketika pulang kerja, ia tidak bisa duduk santai, walau lelah melanda karena rutinitas pekerjaannya, ia harus masih menyiapkan dan mengurus keperluan suami dan anak sampai semuanya terlelap, terkadang ibu juga menyempatkan untuk merapikan dan melakukan pekerjaan rumah yang masih terbengkalai.
Sekarang mungkin kita sudah menyadari, bekerja atau tidak bekerja, ibu tetaplah sosok yang harus kita hormati dan hargai semua pengorbanannya. Bagaimanapun keadaan, pilihan dan jalan hidupnya, seorang ibu mendapatkan kesempatan yang berharga dan sama dari Tuhan untuk menikmati hari-hari menjadi seorang ibu. Semua ibu adalah pejuang dalam keluarga.
Wednesday, March 16, 2016
Benarkah ibu yang memilih bekerja memiliki tanggung jawab lebih besar dibanding ibu rumah tangga?
Bekerja atau tidak bekerja, ibu tetaplah sosok yang harus kita hormati dan hargai semua pengorbanannya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment