SELAMAT DATANG DI BLOGGER SAYA http://warta-wirti.blogspot.co.id/ TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG by ALEXYNET

Thursday, March 3, 2016

Sikap pria yang dapat menguji kesabaran Anda setelah menikah

Inilah yang dimaksud dengan pernikahan, segala keburukan dari pasangan sebenarnya. Itulah keunikan yang belum tentu semua orang miliki di dunia ini.

  • Pernikahan itu sepertinya waktu di mana setiap orang dapat berubah, pada khususnya yaitu karakter yang mereka miliki. Saya dan mungkin Anda juga pernah mengalami hal ini, saya pun tidak menyangka bahwa suami saya dapat berubah hampir 360 derajat dari sebelum menikah. Yang saya banggakan dari dirinya adalah dia dapat mengubah pandangannya terhadap wanita lain, serta dia lebih dapat menjaga kebersihan area sekitar daripada sebelumnya. Namun, di sisi lain terdapat beberapa hal yang dapat mengubah sedikit penilaian serta menguji kesabaran saya ketika bersamanya setelah menikah. Entah itu apakah memang dirinya sebelumnya yang ia sembunyikan ataukah memang benar-benar berubah karena sebuah kondisi tertentu. Perhatikan dan jagalah hati Anda!
  • Ingatannya sudah tidak seperti yang dulu

    Sebelumnya dia selalu ingat tentang apa warna yang tidak saya sukai, namun akhir-akhir ini dia selalu membawakan beberapa potong baju baru dan hiasan rumah dengan warna yang tidak saya sukai. Terkadang hari ulang tahun saya dan tanggal pernikahan kamipun dia sering kali lupa, dan apakah artinya ini? Apakah dia sudah tidak respek lagi dengan saya? Namun dia adalah suami saya dan saya pun sangat mencintainya, dan lagi pula dia sering bermaksud baik kepada saya meskipun beberapa dari hal tersebut kurang benar menurut saya.
  • Dia sudah tidak pernah basa-basi ketika menelpon

    Seperti kehabisan kata-kata ketika dia menelpon saya sewaktu dia istirahat kerja, saya pikir sudah tidak semestinya ia bertambah rasa malunya ketika menelpon. Dia hanya mengatakan sepatah dua patah kata saja sebagai inti pembicaraannya, saya sangat mengharapkan dia justru bertambah perhatian dan sedikit basa-basi menanyakan keadaan diri saya atau apa pun dari saya. Saya pun ingin merasa diperhatikan, dan senang rasanya jika dia dapat berbicara santai dengan saya setiap saat.
  • Penampilannya sekarang lebih apa adanya

    Dia memang nampak bersih, dia pun juga sering membersihkan ruangan yang paling sering dia singgahi. Tetapi untuk penampilannya sangat berbeda ketika masih dalam masa pendekatan kami sebelum menikah, kini dia lebih apa adanya dan bau badannya pun tidak ia perhatikan ketika dekat dan menyentuh saya. Tentu saja saya sangat merasa terganggu, dan ketika saya coba untuk mengingatkannya dia hanya mengiyakan saja namun tidak dilakukannya.
  • Kebersamaan kami hanya untuk anak-anak dan menyelesaikan masalah

    Andai kata waktu bisa diulang kembali rasanya ingin tidak menikah dulu, pikir saya. Dulu kami sering bersama dalam suasana canda dan sangat menyenangkan, dan sekarang hampir tidak memiliki waktu untuk dapat bergurau bersama dan membicarakan tentang kami berdua tanpa ada urusan lain yang mengganggu kebersamaan kami. Namun, tidak demikian yang saya rasakan, saya merasa seperti seorang psikiater yang hanya siap untuk memberikan solusi dan ketenangan dalam masalahnya di kantor dan permasalahan kami sendiri. Hal lain selain itu tidak lepas dari pertanyaan mengenai keseharian dari anak-anak tercinta kami. Rasanya saya ingin mengharapkan hal yang lebih dari itu tapi apa boleh buat, keadaannya sangat tidak mendukung terhadap maksud saya.
  • Saat kesehatan terganggu dia tampak lebih sensitif

    Dia hampir seperti perawat rumah sakit profesional ketika kesehatan saya terganggu, dia merawat dan menemani saya di rumah hingga saya sembuh meskipun ia juga harus pulang larut malam ketika pulang ke rumahnya saat kami pacaran waktu itu. Sedangkan setelah kami menikah, saya sedikit heran dengan perubahan dirinya yang lebih sensitif daripada kondisi kesehatnya. Dia lebih banyak meminta daripada melakukan sendiri, dan bila hal yang diminta kurang sesuai dia marah dan tidak ingin makan sesuatu sama sekali. Menurut saya sebenarnya dia tidak harus terlalu berlebihan sensitifitasnya, seharusnya dia merasa malu dengan perilaku yang dulu dia lakukan terhadap saya.
    Segala perubahan dari kepribadiannya memang akan mengubah penilaian saya terhadapnya. Namun dia bukanlah orang lain dari diri saya, dia adalah suami saya dan saya sangat mencintainya. Apa pun darinya yang berubah, selama dia masih mencintai saya dan tidak berkhianat terhadap cinta saya maka saya masih tetap memakluminya. Saya menyadari bahwa inilah yang dimaksud dengan pernikahan, segala keburukan dari pasangan sebenarnya itulah keunikan yang belum tentu semua orang miliki di dunia ini.

No comments:

Post a Comment