SELAMAT DATANG DI BLOGGER SAYA http://warta-wirti.blogspot.co.id/ TERIMA KASIH TELAH BERKUNJUNG by ALEXYNET

Friday, March 4, 2016

Mengapa saya harus menghentikan kebiasaan buruk di hadapan suami?

Pikiran Anda mencerminkan perilaku Anda. Hentikan kebiasaan buruk yang datang dari pemikiran Anda, yang tanpa disadari dapat menghancurkan pernikahan Anda.

  • Kebiasaan-kebiasaan buruk adalah wabah dalam pernikahan yang harus segera dihentikan sebelum menghancurkan tidak hanya pernikahan, tapi juga kebahagiaan kita. Kebiasaan-kebiasaan buruk yang mampu menghancurkan pernikahan dapat terwujud dalam banyak cara, berikut 4 di antaranya.



  • Kebiasaan buruk di depan cermin

    Banyak wanita dan seringkali juga pria melihat ke arah cermin setiap pagi, namun yang mereka lihat hanyalah kekurangan. Mereka melihat rambut yang susah diatur, merasa tubuhnya gemuk, gigi yang tidak rata, lingkar hitam di kelopak mata, dan respon yang seringkali mereka tunjukkan adalah bahwa mereka merasa dirinya sangat buruk rupa, merasa sangat tidak diinginkan dan tidak tahu bagaimana cara agar bisa tampil menarik. Perasaan tersebut membuat mereka jadi tidak percaya diri dan akhirnya menjadikan identitas diri mereka. Mereka percaya bahwa hal tersebut adalah bagaimana cara seluruh dunia melihat mereka, termasuk juga pasangan mereka.
    Meskipun ketika menatap cermin saya hanya melihat hal-hal buruk mengenai diri saya, tetapi suami saya justru melihat hal yang sebaliknya. Dia melihat mata saya berbinar, pinggul yang bergoyang serasi mengikuti alunan musik, lengan yang memegangnya erat dan bibir yang menerima ciumannya. Di matanya, saya sangat cantik. Satu-satunya kebiasaan buruk yang saya miliki adalah saya kerap membawa perasaan tersebut dalam kehidupan sehari-hari saya. Namun, meski saya kerap menunjukkannya kepada suami saya, tetapi ia tidak pernah melihat keburukan saya tersebut. Salah satu cara terpenting yang bisa kita lakukan untuk menghentikan kebiasan buruk di hadapan pasangan adalah dengan menghentikan melihat hal-hal buruk di dalam diri kita. Pernikahan adalah tentang bagaimana cara kita mengatasi setiap permasalahan, selalu bersikap jujur di hadapan orang yang kita cintai, dan merasa nyaman dengan diri sendiri.
  • Kebiasaan buruk dalam pikiran

    Buddha mengatakan, "Kita adalah apa yang kita pikirkan. Semua hal yang kita lakukan berasal dari pikiran dan dengan pikiran, kita membentuk dunia." Saya ingin menambahkan, dengan pikiran kita, kita membentuk pernikahan kita. Jika kita mengungkapkan pikiran buruk mengenai pasangan kita atau pernikahan kita, maka pikiran-pikiran tersebut akan menciptakan dunia yang buruk juga untuk kita. Sekali hal tersebut terjadi, maka kebiasan buruk tersebut akan sangat sulit untuk diatasi.
    Kebiasan buruk dalam pikiran, jika dibiarkan akan tumbuh subur seperti pohon anggur liar, merusak keindahan dan kebahagiaan dalam diri Anda, pasangan Anda dan pernikahan Anda. Bahkan berdampak negatif juga pada anak-anak Anda. Jika ingin sebuah pernikahan yang bahagia, mulailah dengan menerapkan pikiran-pikiran yang baik. Pikirkan bagaimana cara mencintai pasangan Anda, pikirkan tentang hal-hal baik, pikirkan tentang kebajikan dan juga pengabdian. Pikiran-pikiran semacam itu akan menciptakan sebuah dunia yang indah.
  • Kebiasan buruk dalam perkataan

    Seringkali kebiasaan buruk di hadapan pasangan kita berasal dari hal-hal yang kita ucapkan kepadanya. Kemarahan adalah motivator yang sangat buruk, tetapi sering kita lakukan. Kita menggunakannya dengan sumpah serapah, menyebut nama seseorang, dan untuk menyakiti perasaan seseorang yang seharusnya kita cintai. Kebiasaan buruk semacam ini jika dibawa ke dalam pernikahan tidak hanya menyakitkan, tapi juga dapat melukai perasaan yang sangat sulit untuk disembuhkan. Dapat menghancurkan jiwa Anda dan jiwa pasangan Anda. Apalagi jika Anda sampai mengucapkan kata-kata buruk tentang pasangan di hadapan keluarga dan teman-teman Anda.
    Kebiasan buruk dalam perkataan harus segera diubah dengan kata-kata yang baik, kata-kata cinta dan kata-kata yang menguatkan. Kebajikan, dukungan, pujian, cinta dan keterbukaan serta kejujuran adalah hal-hal yang diperlukan dalam ikatan pernikahan yang bahagia.
  • Kebiasaan buruk dalam tindakan

    Beberapa kebiasaan buruk terbesar yang sering nampak dalam pernikahan adalah yang muncul lewat tindakan. Kebiasaan buruk pasangan adalah hal sangat tidak dibenarkan, namun hal ini seringkali terjadi dalam pernikahan. Kebiasaan buruk tersebut seperti contoh keegoisan, perselingkuhan dan penelantaran. Bahkan ada beberapa kebiasaan buruk lainnya yang lebih kecil seperti menutup pintu dengan keras, menunjukkan bahasa tubuh yang menyakitkan atau menutup telepon di tengah percakapan. Tindakan-tindakan inilah yang sering kali tidak membangun pernikahan yang baik.
    Tidak hanya tindakan, sifat ketidakpedulian juga termasuk dalam kebiasaan buruk. Tidak menunjukan rasa cinta, mengabaikan pasangan Anda, melupakan saat-saat penting, tidak mendukung, semua hal tersebut adalah bentuk dari ketidakpedulian. Jika Anda mengharapkan sebuah pernikahan yang bahagia, tunjukkan melalui tindakan Anda. Bersikaplah baik sebagai bentuk pelayanan kepada pasangan Anda. Kirimkan bunga atau berikan dukungan melalui pesan singkat, berikan kedipan mata dan sebuah senyuman, pegang tangannya, berikan ciuman yang tulus. Hentikan kebiasaan buruk Anda di hadapan pasangan, tanamkan ke dalam pernikahan Anda kebaikan dan keindahan melalui hal-hal baik yang Anda lakukan.
    Pernikahan adalah hal yang sangat indah, terutama ketika kita bersedia menghilangkan kebiasaan-kebiasaan buruk di dalamnya. Saya berusaha berhenti mencari kejelekan suami saya karena bukan hanya saya yang perlu menghentikan kebiasaan buruk di dalam diri saya, tetapi juga berhenti melihat hal-hal buruk di dalam dirinya.

No comments:

Post a Comment