- Penggunaan popok memang sangat praktis dan mudah untuk mengatasi masalah BAK dan BAB pada anak. Hal ini membuat para orangtua terlena dibuatnya sehingga mereka lupa mengajarkan anak untuk mandiri menggunakan toilet. Mengajarkan toilet training kepada anak adalah tanggung jawab orangtua. Dampak negatif dapat muncul saat kita terlalu lama memakaikan popok kepada anak seperti menimbulkan iritasi pada kulit anak, alergi kulit, ketidakmampuan anak untuk BAK atau BAB mandiri, dan lain sebagainnya. Berikut langkah - langkah yang dapat kita lakukan untuk memberikan toilet training kepada anak:
1. Kenali kesiapan anak untuk toilet training
Biasanya balita sudah mulai diajarkan menggunakan toilet saat menginjak usia 18 bulan. Hal ini diketahui dari beberapa indikator seperti mulai BAK atau BAB pada waktu yang sama, memperlihatkan ekspresi buang air, memberi tahu Anda saat ingin buang air, dan lain sebagainya. Hendaknya orangtua bisa membaca tanda-tanda seperti ini yang ditunjukkan oleh anak.2. Perkenalkan toilet kepada anak
Cobalah untuk memperkenalkan toilet dan beberapa benda lainnya yang ada di kamar mandi beserta fungsinya. Hal ini perlu dilakukan sesering mungkin. Salah satunya ajarkan anak cara menggunakan toilet. Karena kamar mandi adalah tempat yang rawan terjadinya kecelakaan, maka perlu pengawasan dari orangtua saat mereka memperkenalkan benda-benda yang ada di dalam kamar mandi kepada anak.3. Menetapkan waktu untuk buang air
Secara biologis, tubuh kita memiliki waktu-waktu tertentu saat melakukan sebuah aktivitas yang memengaruhi sistem organ dalam tubuh kita. Hal ini bisa terjadi karena kebiasaan. Karena hal inilah kita bisa menggunakannya untuk mengajarkan toilet training kepada anak kita. Tetapkan waktu bagi anak untuk BAK dan BAB, entah itu pagi, siang atau malam hari.4.Mengajari BAK dan BAB sesuai gender anak
Ajarkan anak untuk BAB dan BAK sesuai dengan jenis kelamin mereka. Usahakan untuk tidak membuat air seninya berceceran ke mana - mana. Setelah itu jangan lupa untuk membilas alat reproduksinya dengan bersih dan yang terakhir adalah jangan lupa untuk mencuci tangan dengan sabun. Biarkan anak melihat contoh yang Anda berikan.5. Tekankan kepada anak untuk memanggil orangtua saat ingin buang air
Jika anak dirasa masih belum menguasai teknik untuk buang air, ajarkan kepada anak untuk memanggil orang ua untuk membantunyanya. Memang cukup merepotkan kita terutama ketika kita sedang sibuk melakukan sesuatu. Tetapi hal ini adalah sebagian dari usaha kita untuk mengajarkan toilet training kepada anak.6. Cobalah untuk mengurangi penggunaan popok dan lebih percaya kepada anak
Coba perlahan-lahan untuk mengurangi penggunaan popok. Jika anak terus menerus dipakaikan popok setiap harinya dikuatirkan anak tidak mendapatkan rangsangan untuk buang air, karena anak merasa terlalu nyaman dengan popok tersebut. Mulailah untuk membatasi penggunaan popok, gunakan popok saat tertentu saja seperti akan bepergian.7. Gunakan alat bantu jika toilet tidak menunjang untuk anak balita
Jika kloset atau toilet di rumah tidak memungkinkan untuk digunakan oleh anak balita, kita bisa menggunakan pispot sesuai dengan ukuran mereka. Carilah pispot yang memang khusus untuk mereka, lalu letakan juga pispot itu kamar mandi agar si anak bisa terbiasa dengan keadaan kamar mandi rumah Anda.8. Sabar dan ajarkan secara berulang
Semua hal di atas tidak akan berhasil diterapkan jika Anda melakukannya setengah - setengah. Mengajari balita untuk bisa buang air sendiri bukan hal yang mudah, perlu kesabaran dan ketelatenan untuk mendampingi mereka. Lakukan hal - hal di atas ini dengan konsisten dan juga sabar menghadapi tingkah mereka.
Saturday, March 26, 2016
Sulit memulai toilet training pada anak? Ini langkah-langkahnya.
Dampak negatif pun akan muncul saat kita terlalu lama memakaikan popok
kepada anak karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit anak, alergi
kulit, ketidakmampuan anak untuk BAK atau BAB mandiri.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment